Pecinta komik atau manga dari negeri Sakura pasti
tak asing dengan Shinichi Kudo. Seorang detektif remaja, mirip cerita
Tintin, yang tergila-gila dengan Sherlock Holmes, bahkan ingin menjadi
Sherlock Holmes di era Heisei. Kepandaian Shinichi dalam mengungkap
kasus menjadi angin segar kepolisian Jepang. Dia kerap menjadi “pembantu
utama” kepolisian Jepang jika ada kasus yang rumit untuk diungkap.
Sayangnya, ketika melakukan penyelidikan,
Shinichi terpaksa menerima kenyataan pahit. Tubuh remajanya menyusut
menjadi anak-anak dan akhirnya dia terpaksa kembali sekolah di SD
Teitan. Semua penyamaran itu dia lakukan untuk menghindari kejaran dari
Organisasi Baju Hitam, orang-orang yang memberinya obat APTX 4648.
Setelah menyusut, si kecil Shinichi Kudo
menggunakan nama baru Conan Edogawa untuk mengelabui remaja SMA
perempuan yang dicintainya, Ran Mouri. Bahkan, untuk menyempurnakan
penyamarannya, Profesor Agasa yang menjadi tetangganya, menyarankan agar
dia tinggal dan dirawat di rumah Kogoro Mouri, seorang detektif kacau
yang menjadi ayah Ran.
Mouri sejatinya adalah detektif cerdas. Namun,
karena hobinya yang kurang mendukung, seperti mabuk, judi, dan
bermain-main dengan wanita di bar, membuat karirnya di dunia kepolisian
kaca balau. Saking jengkelnya, sang istri, Eri Kisaki juga memilih untuk
meninggalkannya. Eri seorang pengacara hebat, dan kerap membantu
suaminya jika tersandung masalah karena kecerobohannya.
Berkat Conan yang tinggal di rumahnya, lambat
laun karir detektif Mouri mulai terangkat. Banyak kasus besar dia
selesaikan berkat bantuan Conan. Hanya, ketika dia melakukana analisis,
Mouri ditembak Conan dengan peluru bius yang selalu dibawanya. Peluru
itu dia peroleh dari Profesor Agasa. Untuk membantu proses penyelidikan
dan pengungkapan sebuah kasus, Conan mendapat bantuan dari sang
professor. Maklum dengan tubuh kecilnya itu tentu dia tidak bisa beraksi
dengan sempurna. Berapa banyak orang sih yang bisa percaya dengan
pemikiran dan usul anak-anak?
Nah, sejak jaman SMA sampai sekarang saya sudah
bekerja, si Conan ini belum juga kembali sebagai Shinichi Kudo.
Hehhehe, kadang saya sampai berpikir bisa-bisa rak buku di rumah saya,
penuh dengan komik si Conan ini. Karena sampai buku ke 64, dia masih
terus mencari cara melumpuhkan komplotan Baju Hitam. Dia harus menemukan
penawar APTX 4648.
Yang membuat saya bingung, mengapa orangtua
Shinichi, si novelis misteri Yusaku Kudo dan Yukiko Kudo yang dulu
menjadi aktris terkenal, tidak berusaha semaksimal mungkin untuk membuat
anaknya menjadi besar kembali. Sampai saat ini, orangtua Shinichi
sepertinya tenang-tenang saja melihat anaknya mengecil dan tidak segera
tumbuh dewasa.
Bisa jadi, komik Conan yang ditulis oleh Aoyama
Gosho ini, menjadi komik yang panjang seperti komik Doraemon. Sampai
kapan cerita ini akan berakhir, saya juga tidak tahu. Bisa jadi, sampai
si Gosho ini malas menulis, kehabisan ide cerita, atau dia sudah kaya
raya setelah mendapatkan royalty dari sekian puluh buku yang dia buat.
Perlu diketahui, komik Conan tidak hanya terbit di Jepang, tapi juga di
Malaysia dan Indonesia. Bahkan di beberapa negara lainnya.
Komik ini juga diangkat dalam bentuk serial
televisi bahkan dibuatkan film animasinya. Tokoh Conan Edogawa juga
dikenal di Amerika Serikat. Intinya, dengan menulis kisah petualangan
Shinichi Kudo ini, Pak Aoyama Gosho telah terkenal dan mengumpulkan
pundi-pundi uang yang luar biasa banyaknya.
Hanya satu harapan saya, Aoyama tidak seperti
produser-produser sinetron di Indonesia. Ketika sinetron mereka ditonton
banyak orang, penuh iklan, dan tinggi dalam rating, menggoda mereka
untuk terus mengulur-ulur cerita hingga akhirnya nggak jelas ujung
pangkalnya. Saya berharap, Aoyama telah menentukan titik penghabisan
kisah ini.
No comments:
Post a Comment